Bencana adalah suatu proses
alam atau bukan alam yang menyebabkan korban jiwa, harta, dan mengganggu
tatanan kehidupan. Longsor lahan merupakan bencana alam geologi yang
diakibatkan oleh gejala alami geologi maupun tindakan manusia daiam mengelola
lahan atau ruang hidupnya. Dampak dari bencana ini sangat merugikan, baik dari
segi lingkungan maupun sosial ekonomi.
Rabu, 02 April 2014
Pengertian dan Proses Terjadinya Tanah Longsor
Menurut Pusat Vulkanologi
dan Mitigasi Bencana Geologi, tanah longsor adalah perpindahan material
pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran
yang bergerak ke bawah atau keluar lereng. Proses terjadinya tanah longsor
diawali oleh air yang meresap ke dalam tanah akan menambah bobot tanah. Jika
air tersebut menembus sampai tanah kedap air yang berperan sebagai bidang
gelincir, maka tanah menjadi licin dan tanah pelapukan di atasnya akan bergerak
mengikuti lereng dan keluar lereng.
Tanah longsor terjadi karena oleh adanya
gerakan tanah sebagai akibat dari bergeraknya masa tanah atau batuan yang
bergerak di sepanjang lereng atau di luar lereng karena faktor gravitasi.
Kekuatan-kekuatan gravitasi yang dipaksakan pada tanah-tanah miring melebihi
kekuatan memecah ke samping yang mempertahankan tanah-tanah tersebut pada
posisinya. Kandungan air yang tinggi menjadikan tanah menjadi lebih berat, yang
meningkatkan beban, dan mengurangi kekuatan memecah ke sampingnya. Dengan
kondisi-kondisi ini curah hujan yang lebat atau banjir lebih mungkin terjadi
tanah longsor.
Penyebab Terjadinya Tanah Longsor
Secara umum, tanah longsor disebabkan oleh 3 faktor penyebab utama :
1. Faktor dakhil, penyebab longsor
lahan meliputi kedalaman pelapukan batuan, struktur geologi (tektonik dan jenis
batuannya), tebal solum tanah, tekstur tanah.
2. Faktor luar dari suatu medan,
penyebab longsor lahan adalah kemiringan lereng, banyaknya dinding terjal,
kerapatan torehan, dan penggunaan lahan.
3. Faktor pemicu terjadinya
longsor lahan, antara lain tebal curah hujan dan gempa
bumi.
Terdapat beberapa contoh dari uraian faktor penyebab
tanah longsor diatas, diantaranya yaitu:
a. Hujan
Ancaman tanah longsor
biasanya dimulai pada bulan November karena meningkatnya intensitas curah
hujan. Melalui tanah yang merekah air akan masuk dan terakumulasi di bagian
dasar lereng, sehingga menimbulkan gerakan lateral.
b. Lereng terjal
Lereng atau
tebing yang terjal akan memperbesar gaya pendorong. Kebanyakan sudut lereng
yang menyebabkan longsor adalah 1800 dengan bidang longsor
mendatar.
c. Tanah
yang kurang padat dan tebal
Tanah yang ketebalan
lebih dari 2,5 m memiliki potensi untuk terjadinya tanah longsor.
d. Batuan yang kurang kuat
e. Jenis tata lahan
Penataan lahan yang
tidak tepat pada daerah lereng dapat menyebakan terjadinya tanah longsor.
f. Getaran
Getaran yang terjadi biasanya diakibatkan oleh gempa
bumi, ledakan,getaran mesin, dan getaran lalu lintas kendaraan.
g. Bekas longsoran lama
Longsoran lama umumnya terjadi selama dan setelah
terjadi pengendapan material gunung api pada lereng yang relatif. Bekas
longsoran lama memilki ciri: Adanya tebing terjal yang panjang melengkung
membentuk tapal kuda, Dijumpai longsoran kecil terutama pada tebing lembah.
h. Penggundulan hutan
Tanah longsor umumnya banyak terjadi di daerah yang
relatif gundul dimana pengikatan air tanah sangat kurang.
i. Daerah pembuangan sampah
Penggunaan lapisan tanah yang rendah untuk pembuangan
sampah dalam jumlah banyak dapat mengakibatkan tanah longsor.
Terdapat juga tindakan
manusia yang menyebabkan terjadinya tanah longsor, tindakan-tindakan manusia
yang dapat menyebabkan tanah longsor antara lain :
1. Menebang pohon di lereng pegunungan.
2. Mencetak sawah dan membuat
kolam pada lereng bagian atas.
3. Mendirikan pemukiman di daerah tebing yang terjal.
4. Melakukan penggalian di bawah tebing yang terjal.
5. Mendirikan pemuklman di bawah tebing yang terjal.
Gejala Umum Terjadinya Tanah Longsor
Sebelum atau saat terjadi tanah longsor, terdapa
gejala-gejala yang sering muncul saat terjadi tanah longsor. Gejala-gejala terjadinya tanah longsor
adalah:
a. Munculnya retakan-retakan di lereng
yang sejajar dengan arah tebing.
b. Munculnya mata air baru secara
tiba-tiba.
c. Tebing rapuh dan kerikil mulai
berjatuhan.
d. Jika musim hujan, biasanya air
tergenang, menjelang bencana itu, airnya langsung hilang.
e.
Runtuhnya bagian tanah dalam
jumlah besar.
f.
Pohon atau tiang listrik banyak
yang miring.
g.
Hujan berlangsung lama
h. Ada perubahan bobot massa baik
oleh pergantian musim atau karena lahan miring tersebut dijadikan persawahan
i. Ada perbedaan kelunakan permukaan
lahan dan dasar lahan
j. Adanya gravitasi bumi yang
tergantung pada besarnya lereng.
Wilayah Rawan Tanah Longsor
Setidaknya terdapat 918 lokasi rawan longsor di
Indonesia. Setiap tahunnya kerugian yang ditanggung akibat bencana tanah
longsor sekitar Rp 800 miliar, sedangkan jiwa yang terancam sekitar 1
juta. Berikut adalah daerah-daerah
di Indonesia yang rawan longsor.
1) Jawa
Tengah 327 Lokasi
2) Jawa
Barat 276 Lokasi
3) Sumatera
Barat 100 Lokasi
4) Sumatera
Utara 53 Lokasi
5) Yogyakarta
30 Lokasi
6) Kalimantan
Barat 23 Lokasi
7) Sisanya
tersebar di NTT, Riau, Kalimantan Timur, Bali, dan Jawa Timur.
Jenis-Jenis Tanah Longsor
Ada enam jenis
tanah longsor, yakni:
a. Aliran Bahan Rombakan
b. Longsoran translasi
adalah bergeraknya massa tanah.
c. Longsoran rotasi
adalah bergeraknya massa tanah dan batuan.
d. Pergerakan
blok adalah perpindahan batuan yang bergerak.
e. Runtuhan batu
terjadi ketika sejumlah besar batuan jatuh bebas.
f. Rayapan tanah
adalah jenis tanah longsor yang bergerak lambat.
Mitigasi Bencana Tanah Longsor
Mitigasi longsor pada prinsipnya bertujuan untuk
meminimumkan dampak korban dan kerugian fisik dari bencana tersebut. Mitigasi bencana meliputi sebelum, saat
terjadi dan sesudah terjadi bencana.
1. Sebelum bencana antara lain peringatan dini (early warning system)
secara optimal dan terus menerus pada masyarakat.
a. Mendatangi daerah rawan longsor.
b. Memberi tanda khusus pada daerah
rawan longsor lahan.
c. Manfaatkan peta-peta kajian tanah
longsor secepatnya.
d. Permukiman sebaiknya menjauhi
tebing.
e. Tidak melakukan pemotongan
lereng.
f. Melakukan reboisasi pada hutan gundul.
g. Membuat terasering atau sengkedan
pada lahan yang miring.
h. Membatasi lahan untuk pertanian
i. Membuat saluran pembuangan air
menurut kontur tanah
j. Menggunakan teknik penanaman
dengan sistem kontur tanah
k. Waspada gejala tanah longsor (retakan,
penurunan tanah).
2. Saat bencana
antara lain bagaimana menyelamatkan diri dan pergi ke tempat yang lebih aman.
3. Sesudah bencana antara lain pemulihan (recovery) dan masyarakat
harus dilibatkan.
a. Penyelamatan
korban secepatnya ke daerah yang lebih aman
b. Penyelamatan
harta benda yang mungkin masih dapat di selamatkan,
c. Menyiapkan
tempat-tempat penampungan sementara bagian para pengungsi seperti tenda-tenda
darurat
d. Menyediakan
dapur-dapur umum
e. Menyediakan
air bersih, sarana kesehatan
f. Koordinasi
dengan aparat secepatnya
Adapun tahapan mitigasi bencana tanah longsor, yaitu pemetaan,
penyelidikan, pemeriksaan, pemantauan, sosialisasi.
1.
Pemetaan
Menyajikan informasi visual tentang tingkat kerawanan
bencana alam geologi di suatu wilayah, sebagai masukan kepada masyarakat dan
atau pemerintah kabupaten/kota dan provinsi sebagai data dasar untuk melakukan
pembangunan wilayah agar terhindar dari bencana.
2.
Penyelidikan
Mempelajari
penyebab dan dampak dari suatu bencana sehingga dapat digunakan dalam
perencanaan penanggulangan bencana dan rencana pengembangan wilayah.
3.
Pemeriksaan
Melakukan penyelidikan pada saat dan setelah
terjadi bencana, sehingga dapat diketahui penyebab dan cara penaggulangannya.
4.
Pemantauan
Pemantauan
dilakukan di daerah rawan bencana, pada daerah strategis secara ekonomi dan
jasa, agar diketahui secara dini tingkat bahaya, oleh pengguna dan masyarakat
yang bertempat tinggal di daerah tersebut.
5.
Sosialisasi
Memberikan
pemahaman kepada Pemerintah Provinsi /Kabupaten /Kota atau masyarakat umum,
tentang bencana alam tanah longsor. Sosialisasi dilakukan dengan berbagai cara
antara lain, berita, poster, booklet, dan leaflet atau dapat juga secara
langsung kepada aparat pemerintah.
Pembuatan Jalur Evakuasi
· Mengapa harus mengerti Jalur Evakuasi? Jalur Evakuasi adalah jalur khusus yang menghubungkan semua area di dalam daerah yang rawan ke daerah yang aman (titik kumpul). Dengan mengetahui dan memahami jalur Evakuasi, Anda memiliki kesempatan selamat yang lebih besar saat terjadi keaadan darurat.
· Berapa jumlah Jalur Evakuasi yang Diperlukan? Jumlah dan kapasitas jalur Evakuasi menyesuaikan dengan jumlah penghuni dan ukuran daerah tersebut. Kebutuhan jalur Evakuasi juga dipengaruhi oleh waktu ratauntuk mencapai lokasi yang aman.
· Membuat tanda atau jalur Evakuasi Jalur Evakuasi dibuat oleh pemerintah atau Badan SAR. Rambu jalur Evakuasi dibuat dengan tanda panah yang menunjukkan arah kiri. Rute atau Jalur Evakuasi harus disediakan untuk setiap ruangan di tempat daerah yang rawan bencana tersebut. Rambu ini harus mengarah langsung menuju daerah yang aman (titik kumpul).
Mengurangi Dampak Tanah Longsor
Upaya yang harus dilakukan dalam rangka mengurangi dampak tanah longsor:
1) Mengenali
daerah tempat tinggal dan sekitarnya, sehingga jika terdapat ciri ciri rawan longsor dapat segera
menghindar.
2) Melarang
penebangan pohon pada daerah rawan longsor.
3) Menutup
retakan-retakan yang timbul di atas tebing.
4) Selalu
waspada jika terjadi curah hujan tinggi.
5) Waspada
terhadap rembesan air dan longsoran kecil di sepanjang lereng.
Pencegahan Terjadinya Bencana Tanah Longsor
Bencana tanah longsor dapat terjadi dengan berbagai
penyebab. Dalam rangka melakukan pencegahan
dari bencana ini. Dapat dilakukan dengan cara dibawah ini:
a. Jangan
mencetak sawah dan membuat kolam pada lereng bagian atas di dekat pemukiman.
Buatlah terasering (sengkedan), ada lereng yang terjal bila membangun
permukiman
b. Segera
menutup retakan tanah dan dipadatkan agar air tidak masuk ke dalam tanah
melalui retakan
c. Jangan menebang pohon di lereng
dan jangan membangun rumah di bawah tebing.
d. Jangan
mendirikan permukiman di tepi lereng yang terjal Pembangunan rumah yang benar
di lereng bukit.
e. Jangan
mendirikan bangunan di bawah tebing yang terjal. dan pembangunan rumah
yang salah di lereng bukit.
Penginderaan Jauh Untuk Mitigasi Bencana Tanah Longsor
Peran
iptek, khususnya penginderaan jauh, sebenarnya sangat besar untuk
mengantisipasi dan mitigasi bencana alam. Pada bencana tanah longsor dan
banjir, misalnya, berupa peta beberapa daerah yang berpotensi longsor.
Dengan
bantuan citra penginderaan jauh dapat dibuat pemetaan faktor-faktor yang
mempengaruhi longsor lahan seperti peta perubahan penggunaan lahan, peta
geologi, peta kondisi cuaca (keawanan dan prakiraan hujan). Lillesand dan
Kiefer (1994) mengemukakan bahwa penginderaan jauh adalah ilmu dan seni
memperoleh informasi tentang suatu obyek, daerah atau fenomena melalui analisis
data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak langsung dengan obyek,
daerah atau fenomena yang dikaji. Sistem perolehan data dalam penginderaan jauh
terdiri atas (1) tenaga, (2) obyek atau benda, (3) proses, dan (4) keluaran.
Tenaga yang paling banyak digunakan adalah tenaga elektromagnetik yang
bersumber dari tenaga matahari dan dari pancaran obyek di permukaan bumi. Data
yang didapat adalah hasil perekaman kenampakan di bumi yang disebut dengan
citra.
Video Mitigasi Bencana Tanah Longsor :
Teman-teman untuk mengingat kembali materi yang telah kita berikan, yuk kita jawab pertanyaan dibawah ini!
1. Bencana apa sajakah yang sering terjadi di Indonesia.
2. Jelaskan mengapa di Indonesia sering terjadi bencana tanah longsor.
3. Jelaskan yang dimaksud dengan Mitigasi bencana
4. Apakah adaptasi bencana itu.
5. Jelaskan langkah apa yang harus dilakukan sebelum, saat dan sesudah bencana
2. Jelaskan mengapa di Indonesia sering terjadi bencana tanah longsor.
3. Jelaskan yang dimaksud dengan Mitigasi bencana
4. Apakah adaptasi bencana itu.
5. Jelaskan langkah apa yang harus dilakukan sebelum, saat dan sesudah bencana
Daftar Sumber :
http://fennymelinda11.wordpress.com/2012/09/27/pengertian-jenis-dan-pencegahan-tanah-longsor-pklh/
Adiningsih, Erna S. 2003. Mengantisipasi Bencana dengan Satelit. Pusat Pengembangan Pemanfaatan dan Teknologi Penginderaan Jauh-LAPAN. Kompas.
Tim Pengembang Blog
Kel.5//X MIPA 7//SMA 1 UNGARAN
1. Aliefia Putri Ariani (05)
2. Elda Claranita (13)
3. M. Fastabib Faiz (21)
4. Nurlita Dwi Ariyani (29)
5. Sindu Padeswara. (37)
Langganan:
Postingan (Atom)